Surabaya || Gerbang News
Penulis: Yanto Ireng
Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
Aku mengibaratkan saat ini di Kota Surabaya sedang terjadi pertempuran strategi, pertempuran propaganda, dan pertempuran mengambil hati masyarakat.
Pertempuran yang dilakukan oleh kedua belah pihak, baik dari Paslon No. 1 maupun Paslon No 2. Kedua belah pihak PASLON saling intai dan intip kekuatan kelemahan masing-masing.
Dan pertempuran itu adalah untuk mencapai titik maksimal, tiada lain adalah sebuah KEMENANGAN pada tanggal 9 Desember 2020.
Jika PASLON yang diperjuangkan memperoleh kemenangan, tentunya semua elemen yang memperjuangkan ingin mendapatkan predikat Pahlawan.
Karena telah merasa berjuang dan bertempur di medan Pilkada.
Seiring waktu, penulis menganalisa pergerakan yang dilakukan oleh saudara-saudaraku KBRS Perjuangan.
Pasukan KBRS Perjuangan dalam pertempuran ini secara vulgar berada dikubu PASLON No 1, yakni kubunya ERI – ARMUJI.
Dan keberadaannya hanya diluar ring perundingan Partai yang mengusungnya ( PDI Perjuangan ). Yang artinya, KBRS Perjuangan hanya sebagai relawan.
Keberadaan relawan bagaikan pion, atau martir dalam Medan peperangan, sebuah tugas yang tidak ringan untuk bertempur guna mencapai kemenangan.
Tidak ada doktrin-doktrin khusus dari partai pengusungnya, karena KBRS Perjuangan memang berada diluar garis perundingan.
KBRS Perjuangan bergerak dan bermanuver untuk memenangkan pertempuran ini dengan naluri alaminya, sebagai kebiasaan untuk selalu dekat dengan rakyat kecil.
Kebiasaan yang terasa sebagai pejuang kerakyatan.
Dan jika TUHAN berkehendak, ALLAH menjatuhkan putusan-NYA, PASLON NO 1 yang menjadi Pemenangnya dalam PILWALI 9 Desember mendatang.
Tentunya KBRS Perjuangan tetap bersikap biasa-biasa saja, tidak larut dalam eforia pesta Kemenangan. Karena KBRS Perjuangan menyadari bukan bagian dari lingkar perundingan, yang tentunya tidak ada sematan gelar kepahlawanan.
Tapi bisa dikatakan KBRS Perjuangan adalah Pahlawan tak dikenal atau tanpa tanda jasa, karena sejatinya KBRS Perjuangan adalah Pahlawan kerakyatan, khususnya rakyat kecil di Kota Surabaya ini.
Selamat berjuang saudara-saudaraku, dengan falsafah “BERJUANGLAH TERUS SAMPAI APA YANG KAU PERJUANGAN DIRASAKAN OLEH RAKYAT KECIL SURABAYA”.
Darah juang Yanto Ireng. ( Red )
Comments are closed.