Gresik || Gerbang News
Kontroversi siapa pelaku pembuangan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang terjadi di Desa Putat Lor, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, membuat konflik di lingkungan masyarakat.
Hal tersebut dikarenakan antara warga terdampak langsung akibat pembuangan limbah yang tidak diketahui asal usulnya itu, saling menyalahkan dengan pihak RT.
Bahkan, Kepala Desa Putat Lor H. Ahmad Zainuri beserta perangkatnya mengaku tidak pernah ada laporan. Seperti yang telah diungkap oleh warganya bernama Eko.
Eko, salah satu warga yang terdampak pembuangan limbah B3 itu mengatakan, bahwa kunci permasalahan pembuangan limbah tersebut semuanya ada di Bapak Hartoyo selaku Ketua RT. 05. Hal tersebut dikarenakan dia yang selama ini memegang kunci gudang penimbunan limbah.
Sedangkan Hartoyo saat dikonfirmasi dikediamannya memang mengakui, jika dirinya memang megang kunci gudang. Namun itu untuk membuka gudang untuk parkir mobil jika saat Sholat Idul Adha.
“Saya megang kunci gudang untuk parkir mobil saat Sholat Idul Adha. Selama tidak melaksanakan Sholat Idul Adha seperti kemarin, karena pandemi Covid-19, saya tidak pernah membuka,” ucapnya.
Hartoyo menambahkan, yang megang kunci bukan saya aja, tapi ada Pak Andre ( pesuruh Pak Gito ) juga memegang kunci gudang mas. Pak Andre yang selama ini buka gudang serta memasukkan 2 mobil dump truck besar warna orange tanpa tulisan setiap setelah adzan subuh.
“Namun saat saya tanyakan ke Pak Andre, dia bilang untuk nyiram biar tidak berdebu. Jadi, saya tidak tau kalau yang dibuat nyiram itu limbah,” katanya.
“Saya malah taunya setelah mendapat laporan dari salah satu warga, kalau tanaman pisang milik mereka mati semua, dan air yang katanya untuk nyiram biar tidak berdebu merupakan limbah Cair B3 dari gudang tersebut,” ungkapnya.
Sementara itu, Kapolres Gresik AKBP Arif Fitrianto saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp oleh salah satu Tim media ini pada hari Kamis ( 22/10/20 ) sore, menjawab singkat, ” Masih proses penyelidikan mas,” tegasnya. ( Basori )