Dinas Kominfo Jatim || Gerbang News
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak segenap lapisan masyarakat termasuk Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa/Kelurahan untuk memfokuskan upaya gotong royong pada tiga hal, yakni mitigasi bencana, percepatan vaksinasi, dan upaya pengentasan kemiskinan ekstrem terutama di lima kabupaten/kota di Jatim yang menjadi pilot project percepatan pengentasan kemiskinan ekstrem.
Terkait mitigasi bencana ini, kata Khofifah, dikarenakan BMKG telah menyampaikan peringatan dini Fenomena La Nina yang diprediksi terjadi di penghujung tahun 2021 ini. Fenomena La Nina tersebut disebut akan memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin puting beliung, dan cuaca ekstrem.
“Untuk itu, selama sebulan pelaksanaan BBGRM ini kepada seluruh masyarakat Jatim terutama kepada LPM desa/ kelurahan, saya meminta untuk maksimalkan upaya mitigasi bencana. Mulai tengok got atau sungai di sekitar kita, apakah ada yang mengalami pendangkalan. Maka prioritaskan gotong-royong kita adalah untuk melakukan pembersihan sampah, melakukan normalisasi sungai sederhana, dan berbagai upaya yang bisa dilakukan di lingkungan kita masing-masing,” kata Khofifah saat menghadiri puncak peringatan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) XVII dan Hari Kesatuan Gerak PKK ke-48 tingkat Provinsi Jatim di Gedung Graha Adi Poday Kab. Sumenep, Minggu (31/10/2021).
Kesiapsiagaan ini, lanjutnya, penting dilakukan karena setiap terjadi bencana baik alam maupun non alam, akan berdampak pada kemiskinan. Untuk itu, Khofifah juga minta masyarakat memfokuskan gotong royong pada pengentasan kemiskinan ekstrem, yaitu kondisi dimana kesejahteraan masyarakat berada di bawah garis kemiskinan yakni memiliki pengeluaran perkapita per hari di bawah US $ 1,9 PPP (Purchasing Power Parity).
“Masing-masing dari lima kabupaten tersebut fokus pada lima kecamatan, dan masing-masing kecamatan fokus pada lima desa. Jadi kepada lima kabupaten di Jatim yang menjadi pilot project atau percontohan program nasional percepatan pengentasan kemiskinan ekstrem yakni Bangkalan, Sumenep, Probolinggo, Bojonegoro, dan Lamongan, mohon kita fokus pada gotong royong untuk bisa mengentaskan kemiskinan,” katanya.
Selain upaya mitigasi bencana dan pengentasan kemiskinan ekstrem, Khofifah juga meminta masyarakat bergotong royong untuk bersama-sama menyukseskan percepatan vaksinasi di lingkungannya masing-masing.
“Mari bersama-sama kita mengajak masyarakat di sekitar kita untuk segera mengikuti vaksinasi bagi yang belum. Tentu ini menjadi upaya berseiring kita bersama-sama pemerintah bergotong royong mengatasi pandemi Covid-19 sehingga berbagai sektor kehidupan termasuk ekonomi bisa kembali normal,” katanya.
Khofifah mengatakan, semangat kebersamaan dan kegotong royongan selama ini telah mengakar dan melembaga dalam kehidupan masyarakat. Hal ini menjadikan masyarakat hidup rukun dan damai dalam mengisi pembangunan dengan suasana kekeluargaan.
“Semangat tersebut ternyata masih tetap lestari hingga sekarang dan menjadi harmoni di tengah-tengah tatanan kehidupan yang serba modern seperti saat ini. Nilai-nilai kegotong royongan inilah yang membedakan Bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lain di belahan dunia manapun,” katanya.
“Melalui semangat gotong royong dan kebersamaan inilah kita dapat mengakselerasi setiap program pembangunan. Melalui semangat ini pula kita berharap sinergitas dan komitmen terus terbangun berseiring dengan percepatan program-program pembangunan yang dilakukan baik di Pemprov Jatim maupun kab/kota,” imbuhnya.
Dalam momen ini, Khofifah juga mengajak masyarakat untuk tidak hanya menjadikan gotong royong sekedar slogan belaka, karena pada hakikatnya nilai dan esensi gotong royong dalam pembangunan itu harus bisa diwujudkan, dan harus bisa dirasakan nilai manfaatnya oleh masyarakat.
Jawa Timur, lanjutnya, harus menjadi rumah yang nyaman bagi seluruh warganya, sehingga kemajemukan, kebhinnekaan dan keragaman berjalan berseiring secara harmoni sesuai Bhakti ke-9 Nawa Bhakti Satya yaitu Jatim Harmoni. Hal ini menjadi contoh bagaimana modernisasi dan pembangunan berjalan serasi dengan akar kebudayaan masyarakat Jawa Timur yang penuh gotong royong, toleran, santun dan agamis.
“Program-program dan hal-hal positif semacam inilah yang harus terus kita pertahankan dan kembangkan. Namun kita tidak bisa bergerak sendiri. Ada peran pemerintah daerah kab/kota, peran jajaran TNI/Polri, tokoh masyarakat, dan tidak kalah penting adalah peran dari Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM desa/kelurahan) dan juga kader-kader PKK yang terus menggerakkan gotong royong dan pemberdayaan di masyarakat. Mari kita terus bersatu demi Jawa Timur Bangkit,” katanya.
Khofifah mengatakan, semangat kebersamaan dan gotong royong terus mendapat tantangan dari tumbuhnya sifat-sifat individualisme. Namun, pandemi Covid-19 memberi sebuah pelajaran penting yaitu membangkitkan kembali rasa empati dan solidaritas.
“Momentum ini harus dimanfaatkan untuk terus menguatkan rasa kebersamaan dan semangat guyub rukun warganya. Mari menjaga semangat itu dalam pembangunan karena yang terpenting dari pembangunan tidak semata-mata mencapai pertumbuhan tetapi bagaimana hal itu bisa meningkatkan kesejahteraan bersama”, terangnya.
Sementara itu, berdasarkan data dari Kementerian Desa PDTT, Jawa Timur merupakan provinsi yang memiliki desa dengan Indeks Desa Membangun (IDM) sebagai desa mandiri terbanyak se-Indonesia, yaitu 697 desa. Bahkan tahun 2021 ini, 5 desa di Jawa Timur masuk rangking 10 besar desa dengan indeks tertinggi.
Tidak hanya itu, saat ini Jawa Timur sudah terbebas dari desa tertinggal dan desa sangat tertinggal, padahal pada tahun 2019 Jawa Timur masih memiliki sebanyak 344 desa tertinggal. Ditambah sampai dengan 21 Oktober 2021, penyaluran dana desa sudah mencapai 83,97% dari total anggaran 7,659 Trilyun rupiah.
“Ini sungguh prestasi yang sangat luar biasa untuk memaksimalkan upaya dalam mewujudkan Jawa Timur Bangkit dari pandemi Covid-19. Tidak hanya itu pemerintah desa juga berperan dalam kelancaran penyaluran dana desa. Terima kasih untuk jajaran pemerintah desa, karena Jatim juga diapresiasi oleh pemerintah pusat sebagai provinsi yang tertib administrasi dalam penyaluran dana desa,” katanya.
Dalam kesempatan ini, sekaligus untuk memperingati Hari Kesatuan Gerak PKK, Khofifah turut memberikan apresiasi kepada gerakan PKK Provinsi Jawa Timur yang memiliki andil besar dalam berbagai bidang pembangunan.
Diantaranya upaya-upaya penanggulangan gizi buruk, penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi, perilaku hidup bersih dan sehat, keluarga berencana, lingkungan hidup, pemberdayaan ekonomi perempuan, dan taman posyandu, sehingga dapat mengakselerasi setiap program Nawa Bhakti Satya di Jatim.
Sebelumnya, Ketua TP PKK Provinsi Jatim Arumi Bachsin Emil Dardak mengatakan, Hari Kesatuan Gerak PKK merupakan salah satu momentum yang sangat mendasar, serta memiliki arti penting dan strategis dalam implementasi 10 Program Pokok PKK. Hal ini memberi penegasan bahwa Gerakan PKK dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat, serta dilaksanakan oleh seluruh komponen bangsa dalam satu kesatuan tujuan yaitu masyarakat yang berdaya dan sejahtera.
“Tema HKG PKK ke-49 dengan tema Keluarga Pelopor Perubahan menuju Indonesia Maju. Pelopor perubahan ini bermakna bahwa PKK dalam hal ini Tim Penggerak dan kader di seluruh pelosok nusantara, hendaknya tahu, mau dan mampu, menjadi garda terdepan dalam mewujudkan keluarga berkualitas dalam aspek moral, pendidikan, kesehatan, sosial budaya, ekonomi dan lingkungan hidup,” jelasnya.
Dalam kesempatan ini, Gubernur Khofifah turut menyerahkan penghargaan kepada pelaksana terbaik gotong royong tingkat Provinsi Jatim Tahun 2021, dimana terdapat 4 pelaksana terbaik kategori desa dan 4 kategori kelurahan. Untuk kategori Desa Terbaik I diraih Desa Pondok, Kec. Babadan, Kab. Ponorogo, Terbaik II diraih Desa Madiredo, Kec. Pujon, Kab. Malang, Terbaik III diraih Desa Kluncing, Kec. Licin, Kab. Banyuwangi dan Terbaik IV diraih Desa Sidodadi, Kec. Garum, Kab. Blitar.
Untuk kategori kelurahan Terbaik I diraih Kel. Gedongan, Kec. Magersari, Kota Mojokerto, Terbaik II diraih Kel. Ploso Kerep, Kec. Sananwetan, Kota Blitar, Terbaik III diraih Kel. Medokan Ayu, Kec. Rungkut, Kota Surabaya dan Terbaik IV diraih Kel. Sukabumi, Kec. Mayangan, Kota Probolinggo.
Penghargaan pelaksana terbaik gotong royong tingkat Provinsi Jatim Tahun 2021 ini diberikan sebagai bentuk apresiasi kepada segenap Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa/Kelurahan yang ada di Jatim atas peran aktifnya bersama-sama pemerintah desa dan kelurahan dalam meningkatkan semangat gotong royong dan pemberdayaan masyarakat.
Selanjutnya, adapula penyerahan penghargaan bagi pelaksana terbaik 10 program pokok PKK Tingkat Provinsi Jatim yang diserahkan langsung oleh Ketua TP PKK Provinsi Jatim, Arumi Bachsin Emil Dardak. Untuk kategori kabupaten, Terbaik I diraih Desa Sobontoro, Kec. Boyolangu, Kab. Tulungagung, Terbaik II diraih Desa Bendosari, Kec. Sanankulon Kab. Blitar, Terbaik III diraih Desa Simbaringin, Kec. Kutorejo, Kab. Mojokerto.
Kemudian Terbaik Harapan I diraih Desa Pule, Kec. Sawahan, Kab. Madiun, Terbaik Harapan II Desa Pabian, Kec. Kota, Kab. Sumenep, dan Terbaik Harapan III diraih Desa Kemangi, Kec. Bungah, Kab. Gresik. Untuk kategori kota Terbaik I diraih Kel. Petamanan, Kec. Panggungrejo, Kota Pasuruan, Terbaik II diraih Kel. Banjarejo, Kec. Taman, Kota Madiun, dan Terbaik III diraih Kel. Gadingasri, Kec. Klojen, Kota Malang.
Turut hadir Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak, Ketua TP PKK Provinsi Jatim Arumi Bachsin Emil Dardak, beberapa Kepala OPD di lingkungan Pemprov Jatim, Bupati Sumenep Achmad Fauzi, Wakil Bupati Sumenep Dewi Khalifah, beserta jajaran Forkopimda Kab. Sumenep, beberapa Bupati/Walikota di Provinsi Jatim serta Ketua TP PKK kab/kota di Provinsi Jatim. ( Syam )