Surabaya || Gerbang News
Bermula dari fenomena adu domba diantara rakyat dan kondisi kekacauan Bangsa Indonesia saat ini, menggugah jiwa pergerakan Pemuda Sakera mulai bangkit.
Pemuda Sakera yang lahir di tahun1996, yang diawali dengan adanya konflik di tubuh PDI, dimana terjadi 2 (dua) kepemimpinan. Namun secara defakto, Megawati mendapat dukungan hampir semua DPD seluruh Indonesia.
Namun kekuasan suara itu dikuasai Orde Baru, tidak menghendaki demikian. Maka dimunculkannya boneka orba di dalam tubuh partai berlogo kepala banteng tersebut, dengan kepemimpinan Soerjadi.
“Awal sebelum terbentuk Pemuda SAKERA, kami adalah bagian dari kepemudaan atau departeman pemuda di DPC Kota Surabaya dibawa pimpinan NY. Aritonang,” ujar Bang Udin.
Terjadinya insiden 27 juli 1996, sambungnya, pemuda merasa terpukul. Maka berinisiatif melawan tanpa memakai nama Partai Politik, dan terbentuklah nama Pemuda SAKERA (Satu Kedaulatan Rakyat) tersebut.
“Dalam pembentukannya, tidak semudah sekarang buat organisasi. Karena setiap orang berkumpul, selalu diawasi oleh aparat dan dipaksa untuk bubar, serta bila melawan pasti mendapat pentungan atau penangkapan,” terangnya.
“Hingga diakali menghadirkan 20 orang pemuda di lokasi Kenjeran lama, dimana 10 orang minum-minuman keras dan berkumpul (mereka yang diawasi). Sementara 10 lainnya di tempat kereta koboi melakukan rapat pembentukan Sakera (luput dalam pengawasan aparat),” kenang Bang Udin.
Setelah itu, dalam perjalanannya, Pemuda SAKERA selalu mengedepankan persoalan masyarakat dan pendampingan kasus yàng dihadapi masyarakat. “Dalam pendampingan, selalu mempropaganda masyarakat untuk melawan Orde Baru (soeharto). Hingga masyarakat berani melawan dan turun ke jalan,” ungkapnya.
Dengan inisiatif beberapa gabungan masyarakat dan alumni mahasiswa, maka dibentuklah ASPR (Arek Surabaya Pro Rrformasi) pada tahun 1998, yang dikoordinatori Hasanudin (Udin Sakera). Puluhan, bahkan ratusan aksi hingga penguasa ORBA tumbang dari kursi kepresidenannya.
Pemuda SAKERA paskah itu tetap konsisten berjuang menyelesaikan persoalan- persoalan masyarakat yang terzolimi oleh kekuasan.
Diera Megawati Presiden, Sakera Vakum
Hingga selanjutnya tidak lagi pakai Pemuda SAKERA, namun memakai SAKERA dalam pendampingan kepada Gusdur yang dilengserkan oleh kekuatan lama ORBA juga selalu mengkritik disetiap pemerintahan.
Mengamati siskonpol (situasi kondisi politik.red) sekarang, perlu adanya kebangkitan kembali Pemuda SAKERA Part II. Dengan tujuan untuk menanamkan Nasionalisme pada generasi muda sekarang.
Dikala kerusuhan yang melibatkan anak-anak sekolah, disitu bentuk keprihatinan dimulai. Radikalisme dan intoleran sudah menjadi tontonan dimana-mana, dan terkesan terjadi pembiaran dalam hal itu.
Juga Sakera melihatnya ada 4 (empat) kekuatan yang dapat menghancurkan Pancasila dan NKRI
1. Kekuatan ORBA dan antek-anteknya.
2. Koruptor hitam yang melawan.
3. Organisasi yang dibubarkan, mereka marah dan tidak terima dibubarkan.
4. Kekuatan faham yang ingin menggantikan sisitem yang ada sekarang.
Itulah alasan mengapa Pemuda SAKERA (SAKERA OLD) dikumpulkan dan dibangkitkan kembali.
Salam Pancasila.
Salam NKRI.
Pemegang Tongkat
Hasanudin (Udin Sakera)
( Red )