Surabaya, Jawa Timur || Gerbang News
Pelayanan dan kenyamanan bagi masyarakat merupakan kewajiban yang selalu diupayakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
Terbukti salah satunya dengan pengadaan transportasi umum, yaitu angkutan pengumpan yang disebut feeder itu diluncurkan oleh Pemkot Surabaya sekitar sebulan lalu.
Sejauh ini sudah terbagi lima rute di area Surabaya dengan sekitar 52 armada dan beroperasi dari pukul 05:30 sampai dengan pukul 21:00 WIB.
Warga Surabaya bisa mengetahui posisi halte dan feeder di areanya melalui aplikasi GOBIS Surabaya. Berbeda dengan angkutan pada umumnya, dimana penumpang bisa naik dan turun sesuai keinginan, dalam operasi feeder penumpang dianjurkan dapat naik dan turun di halte, atau titik bus stop yang biasanya ditandai dengan Rambu Halte Bus.
Upaya ini dilakukan agar mobilisasi lebih rapi, teratur, dan efektif dalam estimasi perjalanan. Jarak dari titik-titik halte sudah diatur sedemikian rupa, sehingga penumpang tidak perlu khawatir karena terlalu jauh dari lokasi yang ingin dituju.
Selain pengemudi yang disebut driver, disetiap feeder terdapat helper yang membantu penumpang, baik dalam pembayaran ataupun informasi seputar feeder wira wiri Suroboyo.
Untuk menjaga kenyamanan, segenap penumpang wajib menaati tiga aturan utama yang tertampang jelas pada stiker di kaca mobil, yaitu tidak diperbolehkan makan, merokok, dan demi keamanan helper, tidak menerima pembayaran dengan uang tunai.
Tarif dari feeder sendiri sangat terjangkau Rp. 5.000,00 bagi dewasa/umum, Rp. 2.500,00 bagi pelajar dengan menunjukkan kartu identitas dan gratis bagi anak di bawah usia 5 tahun, lansia, penyandang disabilitas, dan veteran.
Penumpang dapat melakukan pembayaran dengan metode scan QRIS ataupun kartu uang elektronik, baik e-money, Flash, Brizzi, Tap Cash, dan kartu e-Toll.
Struk tiket pembayaran yang diterima penumpang setelah melakukan pembayaran dapat disimpan, karena masih berlaku selama dua jam untuk digunakan saat pindah ke feeder lain atau bus Surabaya.
“Sebagai anak rantau, ini membantu banget sih. Dari daerah tempatku tinggal di Citraland ke mall naik transportasi online itu biasanya sekitar Rp. 20.000,00, sekarang cuma Rp. 2.500,00, jadi hemat banget di ongkos,” jelas Keisya, penumpang yang juga merupakan mahasiswa di kampus swasta Surabaya Barat.
Dari segi keamanan sangat terjamin, dengan adanya kamera cctv yang terpasang di mobil dan dipantau langsung oleh petugas pusat. Selain benefit bagi penumpang, para petugas juga ikut merasakannya.
Seperti Pak Agus, driver feeder yang dijumpai saat sedang singgah di Halte Taman Puspa Raya Citraland. Beliau dulunya merupakan sopir angkot umum, makin hari angkot semakin sepi penumpang. Kemudian direkrut oleh Pemkot Surabaya menjadi driver wira wiri, dan ia merasa sangat terbantu.
“Disini tunjangan sudah jelas dan pasti. Jadi, fokusnya tidak bingung kejar setoran, melainkan fokus kami semua ini melayani masyarakat sepenuh hati,” ujarnya.
Diliput dari sumber berita lainnya, kedepan pemerintah akan terus melakukan evaluasi dan peningkatan dalam penyediaan transportasi umum yang dapat meminimalisir kemacetan, polusi, dan menjawab kebutuhan masyarakat.
Integrasi dengan kota di sekitar Surabaya sedang terus didiskusikan, sehingga bisa memberikan pelayanan yang lebih luas lagi.
Bagi kamu warga Surabaya, ini waktunya beralih ke transportasi umum yang nyaman dan aman seperti Wira Wiri Suroboyo. ( Clairine / Red )