Surabaya, Jawa Timur || Gerbang News
Pencanangan pembangunan Tangki Air ‘Hybrid’, Langgar Gerak dan Galangan Kapal Nelayan di Dermaga Sandar KUB Nelayan Sumber Rejeki, Kelurahan Medokan Ayu, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya, berlangsung pada hari Selasa (05/03/2024).
Kegiatan dengan tema “Tahrib Ramadhan” ini merupakan inisiasi dari Forum Masyarakat Madani, yang meliputi LPMK Medokan Ayu dan LPMK Rungkut Tengah beserta KUB Nelayan Sumber Rejeki untuk meningkatkan dimensi pendidikan, kesehatan dan kehidupan yang layak di kawasan pesisir Kota Surabaya.
Ketiganya menjadi pilihan utama dan prioritas utama yang dilaksanakan bersama, dikarenakan ketiganya mampu mendorong dan menjadi bangkitannya dari rekayasa 6 (enam) program pendorong peningkatan dimensi pendidikan, kesehatan dan ekonomi di pesisir pantai timur Kota Surabaya yang nilai TEV nya mencapai 2,5 Triliyun.
Perlu diketahui, keberadaan tangki air ‘Hybrid’ ini akan membawa manfaat yang sangat besar pada nelayan di kawasan Pamurbaya, dan dapat menjadi contoh baik bagi nelayan lain. Dimana tidak hanya memperbaiki lingkungan hidup, lingkungan kerja dan kesehatan, namun juga memberi peningkatan pada nilai ekonomi total Kawasan Pamurbaya.
Disamping itu, Langgar Gerak juga berupaya mengembalikan dan membangun nilai-nilai Religi, pendidikan dan budaya baik dengan mendekatkan tempat ibadah dan aktivitas keagamaan di tengah aktivitas masyarakat nelayan.
Terciptanya Galangan Kapal Nelayan di sentra-sentra nelayan, munculnya pengerajin kapal rakyat dan semakin tingginya minat belajar warga Kota Surabaya dengan ilmu maritim dan memerdekakan kemaritiman di Surabaya merupakan bukti telah kembalinya Kejayaan Maritim Kota Surabaya.
Dalam sambutannya, Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Reni Astuti, S.Si., M.PSDM., menuturkan, membangun Surabaya memang membutuhkan partisipasi masyarakat.
“Kalau di dalam aturan Permendagri itu disampaikan, bahwa ada banyak cara dan ada banyak sumber ketika kemudian Kota ini dibangun oleh Teknokrat, Politisi dan Masyarakat,” katanya.
Semua unsur ini, sambung Reni, sapaan lekatnya, perlu kemudian bersama-sama yang memahami dan mengetahui potensi wilayah adalah masyarakat setempat.
Tentu juga dengan Camat dan Lurah yang ada disini, kemudian juga tokoh-tokoh yang alhamdulilah juga disini. Giliran Medokan Ayu ada Pak Yusak, yang secara keilmuan beliau juga memiliki banyak pengalaman, sehingga kemudian bisa dikembangkan di wilayah ini.
“Saya sangat berharap, apa yang tadi sudah disampaikan, rencana-rencana yang sudah disiapkan, nanti bisa disinergikan dengan program Pemerintah Kota Surabaya. Kami dari DPRD tentu akan memberikan support selama nanti ujungnya adalah kesejahteraan rakyat, utamanya yang ada di wilayah Medokan Ayu dan Surabaya secara umum,” tandas Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya.
“Oleh karena itu, apa-apa yang nanti perlu dikoordinasikan, karena kita tentu tidak hanya menginginkan output yang sesuai dengan harapan kita. Tetapi tata kelolanya, tata laksananya dan regulasi semuanya ini perlu untuk kemudian kita perkuat. Dan ujungnya nanti adalah bagaimana wilayah ini bisa berkembang, kemudian membawa kemanfaatan yang besar untuk warga yang ada disekitar sini,” imbuhnya.
Sementara itu, Maskur, S.H., M.H., selaku Camat Rungkut menyampaikan, bahwa selama enam bulan bertugas di wilayah Kecamatan Rungkut ini, ternyata memang potensi yang ada di wilayah Rungkut sisi timur yang berdampingan dengan Gunung Anyar ini potensinya mungkin tidak ada di tempat lain.
“Saya melihat bahwa ini kalau tidak digali, maka muspro atau mubazir. Alhamdulillah, ini ada pemikir-pemikir yang hebat dimandegani Pak Heru dan Tim sudah mulai menciptakan atau mungkin sudah mulai memikirkan Surabaya disisi timur yang di wilayah Medokan Ayu ini harus digali. Ternyata, potensinya cukup bagus,” terangnya.
Kemarin, lanjut Camat Rungkut, waktu telusur sungai banyak ketemu hewan-hewan yang tidak mungkin ada di tempat lain. Kemudian ada burung-burung yang informasinya bukan burung lokal, ternyata itu burung yang singgah.
“Burung yang singgah mungkin kan tidak selamanya, tapi kalau populasinya bisa disini, mau seneng ada disini, wah, itu bagus. Oleh karena itu, tetap saya berharap untuk kegiatan pemanfaatan maupun ide-ide kreatif yang akan diwujudkan ini pastinya tidak mengurangi keasrian maupun pohon-pohon yang ada disekitar sini,” ujar Maskur.
“Karena saya melihat dan bilang, kalau di tengah sana AC nya berapa PK? Ini sejuk banget. Ini menandakan bahwa, kemana warga Surabaya nanti kalau kepingin sejuk-sejukan yang asri, ya kesini. Karena apa, mungkin kalau ke tengah sana ketemunya juga pohon-pohon gedung. Tapi kalau kesini begitu asri, makanya saya dukung silahkan Pak Heru dan Tim potensi yang ada di Medokan Ayu silahkan digerakkan. Tetapi dengan catatan, mengingat bahwa kebaikan apapun yang kita lakukan, tentunya didampingi dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang ada,” ucapnya.
Contohnya, ini nanti akan dibangunkan semacam tangki air ‘Hybrid’ itu lahannya dimana. Ayo, bersama-sama juga ngomong dengan pemilik lahan.
“Kita koordinasikan. Jangan sampai nanti kita sudah memberikan pembangunan, mengeluarkan biaya dan pemikiran, biar upaya kebaikan ini sejalan. Kami selaku pemimpin wilayah selalu siap memfasilitasi, karena ini demi kebaikan dan kemakmuran warga Medokan, Gunung Anyar, khususnya warga Surabaya pada umumnya,” papar Camat Rungkut.
“Siapa tau nanti mungkin di luar Surabaya larinya gak usah jauh-jauh ke Banjarmasin (Pasar Apung-red), cukup di Medokan Ayu – Gunung Anyar juga ada potensinya,” tambahnya.
Disisi lain, Kadis DKPP Kota Surabaya Ir Antiek Sugiharti, M.Si., menjelaskan, prinsipnya, Pemerintah Kota Surabaya, tentunya Pak Walikota sangat mendukung program, apalagi tujuan golnya adalah untuk kemaslahatan dan kesejahteraan nelayan dan masyarakat Surabaya secara umum.
“Kami yang secara langsung selalu berkomunikasi dan berkoordinasi dengan teman-teman nelayan, beberapa program yang memang kami berikan, karena Pak Walikota sangat konsen untuk peningkatan kesejahteraan nelayan,” terangnya.
Perlu diketahui, nelayan yang ada di Kota Surabaya ini masih sekitar 1.846 yang harus dirawat atau didampingi ada sekitar 89 KUB (Kelompok Usaha Bersama) itu ada dibeberapa Kecamatan.
“Nah, di Rungkut ini ada satu KUB dibawahnya Cak Anang dan dua KUB di Kecamatan Gunung Anyar. Memang hasil yang diharapkan ikan, tapi ikannya itu sudah lari atau bergeser ke Pabean, yang masih tersisa tinggal kepiting. Walaupun secara tehnis produksi ikan yang kalau nelayan ngambil ikan dari sini, jauh lebih bagus daripada yang dari daerah Bulak dan Kenjeran. Ikannya disini lebih bagus dan lebih besar,” ungkap Antiek.
Lebih lanjut diulasnya, bahwa beberapa program Bapak Walikota sebenarnya cukup banyak yang diberikan untuk pemberdayaan nelayan. Diantaranya ketika para nelayan tidak bisa melaut, apa yang mungkin bisa diberikan, termasuk yang tadi disampaikan Pak Yusak.
“Ini salah satu dari beberapa ketika mereka tidak melaut, mereka kemarin mengelola ikan-ikan. Kemudian juga ada beberapa bantuan ternak yang sudah kemarin baru kita berikan dan alat pencacah. Karena nelayan disini luar biasa, ketika melaut, mereka juga sambil cari sampah,” gamblangnya.
Sampah plastik itu dibawa dan dicacah, itu menjadi tambahan pendapatan lain yang diperoleh oleh nelayan di daerah sini dan Gunung Anyar. Selain itu, alat-alat tangkap yang memang diperlukan oleh nelayan selama ini juga kita berikan bantuan, baik itu melalui Musrenbang maupun pokok-pokok pikiran DPRD yang memang tidak bisa seluruhnya langsung dapat banyak.
“Karena tadi, ada 1.846 nelayan, sehingga kami harus menata, mana yang kemarin belum sama sekali dan disesuaikan dengan keuangan Pemerintah Kota,” tutur Kadis DKPP Kota Surabaya.
Pada kesempatan hari ini, tentunya program-program yang dicanangkan oleh teman-teman disini luar biasa, termasuk apa yang disampaikan oleh Pak Yusak tadi.
“Prinsip bahwa Pemerintah Kota tentunya akan mendorong dan mendukung sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Bu Reni, bahwa kita harus sesuai regulasi yang ada. Kita amankan sesuai dengan ketentuan, supaya apa yang kita lakukan jangan sampai sia-sia. Terlanjur membangun, ternyata kita ada masalah di kemudian hari. Sehingga mungkin komunikasi, kolaborasi dan koordinasi bisa kita mantapkan,” tutup Antiek.
Turut hadir pada Tahrib Ramadhan ini, antara lain Wakil Ketua Komisi C Aning Rahmawati, S.T., Kadis DKPP Kota Surabaya Ir Antiek Sugiharti, M.Si., Camat Rungkut Maskur, S.H., M.H., Polairud Polda Jatim, Lurah Medokan Ayu, Lurah Gunung Anyar, Dishub Kota Surabaya, Forkom LPMK Kota Surabaya, ITS, LPMK Gunung Anyar Tambak, LPMK Wonorejo, Tokoh Masyarakat dan perwakilan dari BUMN dan BUMD.
( Syam )